Sekolah Tinggi ILmu Al-Qur’an Nurul Islam (STIQNIS) terletak di desa Karangcempaka, Bluto Sumenep. Perguruan tinggi yang bernaung dibawah yayasan Nurul Islam ini resmi didirikan pada pada tanggal 05 Mei 2014. Berdirinya kampus ini tidak terlepas dari kebutuhan yang dirasakan para stake holder akan adanya perguruan tinggi yang berperan sebagai pusat studi keislaman berbasis al-Qur’an yang hingga belum ada di kabupaten Sumenep.
Pendirian Perguruan Tinggi STIQNIS pada dasarnya membutuhkan proses yang cukup panjang. Berangkat dari banyaknya masukan para stake holder dan elmen masyarakat luas, rencana pendirian perguruan tinggi pun akhirnya disepakati oleh pengasuh dan ketua yayasan pesantren Nurul Islam untuk kemudian ditindaklanjuti dengan adanya rapat internal pengelola terkait rencana pendirian kampus baru.
Dengan dukungan para stakeholeder dan masyarakat khususnya di desa karangcempaka dan sekitarnya, perencanaan untuk pendirian kampus pun terus dikonsep dan diupayakan semaksimal mungkin dengan direkrutnya tenaga-tenaga yang dapat mengelola perguruan tinggi untuk kemudian melakukan pengajuan pendirian kampus baru, dengan nama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nurul Islam (STITNIS).
Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil. Dengan melalui tahapan dan mikanisme pendirian kampus, akhrnya tepat pada tanggal 05 Mei 2014. Hanya saja, mengingat perguruan tinggi tarbiyah sudah cukup banyak di kabupaten Sumenep, pihak pengelola akhirnya mendapat saran dari salah seorang pegawai Diktis untuk dilakukan perubahan nama. Atas kesepakatan para pengelola, namaa Skeolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nurul Islam pun akhirnya dirubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Nurul Islam, sebagai kampus baru yang fokus melakukan kajian-kajian keislaman berbasis al-Qur’an dan Tafsir.
Hingga saat ini, sebagai kampus yang baru berdiri, STIQNIS baru membuka satu prodi, yaitu Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), yang diproyeksikan akan mencetak lulusan mahasiswa yang kapabel dalam kajian-kajian al-Qur’an dan tafsir serta ilmu-ilmu keislaman yang lain.Rencananya dalam waktu dekat, perguruan tinggi STIQNIS akan membuka beberapa prodi lain untuk pengembangan kampus yang memiliki nilai bargaining lebih, terutama dengan meningkatkan kompetisi pengembangan kampus selama ini dalam upaya menjawab kebutuhan mahasiswa dan juga calon mahasiswa.
Sejak awal berdirinya, Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Nurul Islam bisa dikatakan cukup baik perkembangannya. Selain dengan banyaknya tenaga pendidik dan tenaga pengelola, jumlah mahasiswa pun juga cukup signifikan. Hingga saat ini, dari 4 angkatan, jumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Nurul Islam sebanyak 128 orang. Sebagian dari mereka ada yang menetap di asrama pesantren, sebagian yang lain tidak menetap di asrama.
Disamping itu, kebutuhan sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar juga cukup representatif. Selain ruangan kelas untuk kegiatan belajar mengajar, kampus STIQNIS juga menyediakan perlengkapan lain seperti ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang dosen, serta proses pembelajaran multi media.