Pesan dan Harapan KH Ilyas Siraj kepada Mahasiswa STIQNIS pada acara Kuliah Tamu

Sumenep, (nuriska.id) – Menandai awal masuk kuliah Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an Nurul Islam mengadakan Kuliah Tamu atau Stadium General. Acara ini mengundang salah satu Dosen muda UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang juga menjadi tokoh PCNU di bidang kenotariatan yaitu Naghfir, S.HI., SH., M.Kn. Acara ini berlaku untuk semua mahasiswa aktif Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an Nurul Islam. Acara ini juga turut mengundang Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Islam KH Ilyas Siraj, SH. M.Ag untuk memberikan sambutan .(09/09/2022)

Tema acaran ini “Generasi Milenial yang Berperan Tidak Baperan”, Kuliah Tamu kali sengaja tidak mengambil tema yang mengarah ke prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir karena dinilai sudah cukup di Kegiatan PKKMB. Ny. Roziana Amalia menyampaikan tema tersebut diambil dengan tujuan membantu mengingatkan Mahasiswa akan tugas yang diembannya sebagai harapan bangsa.
“Saya harap dengan tema tersebut mahasiswa STIQNIS bisa mempunyai jiwa dan mental yang berperan bukan baperan” imbuhnya.

sementara itu KH Ilyas Siraj sangat mengapresiasi dengan diselenggarakannya kuliah tamu ini karena sudah seyogyanya setiap kampus mengadakan hal demikian di awal perkuliahan. Beliau menuturkan kepada mahasiswa STIQNIS bahwa janganlah kalian menjadi bagian dari Nurul Islam berkecil hati dan minder akan status yang kalian emban.
“STIQNIS merupakan bagian dari Keluarga Yayasan Pondok Pesantren Nurul Islam. STIQNIS bersama dengan LPQ, SMK, Pondok Transit dan SMP Tahfidz merupakan program baru Nurul Islam yang ditawarkan. Tentunya hal ini sesuai dengan misi awal pondok pesantren Nurul Islam yang digagas kiai Siraj yaitu berdakwah. Karena tuntutan zaman maka didirikanlah lembaga formal namun tidak meninggalkan esensi dakwah yang digagas kiai siraj dari awal. Jadi, kalian sebagai mahasiswa STIQNIS haruslah berbangga diri bahwa kalian sudah menjalankan seruan Agama yaitu berdakwah. Terang beliau.

Dalam sambutannya beliau juga memberikan sebuah kisah inspiratif yang tergambar dalam diri beliau bahwa Beliau memilih jalan lain (rela tidak menjadi profesor dan ASN) guna mengabdi dan mengayomi masyarakat desa dan pesantren supaya mereka terbebas dari keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan.
“Misi pondok pesantren Nurul Islam selain berdakwah dengan media lembaga formal dan non formal salah satunya STIQNIS. Misi lainnya ialah membentuk kepribadian dan mental santri dan masyarakat yang kreatif, dinamis, dan progresif. Tentunya hal tersebut akan mengurangi yang namanya keterbelakangan, kemiskinan dan kebodohan” Tegas beliau.

Lebih lanjut lagi beliau menyampaikan kepada para mahasiswa untuk selalu dan senantiasa berpikir dan berperilaku kreatif dan dinamis dan jangan pernah minder kuliah di STIQNIS.
“Pembaharuan harus dilakukan salah satunya seperti yang pondok pesantren ini gagas yaitu pondok digital. Mengapa digital? karena digital secara filosofis menyimpan makna kreatif dan dinamis. artinya adalah kalian mau kuliah dimanapun kalau tidak kreatif dan dinamis akan disingkirkan dari peradaban. Jadi kalian semua haruslah memanfaatkan pondok nurul islam digital ini supaya bisa menjadi mahasiswa yang disegani dan bermanfaat bagi masyarakat.” Terang Beliau.

di Akhir sambutan beliau berpesan supaya untuk bersungguh-sungguh dan semangat dalam menjalani kehidupan yang ada termasuk menjadi mahasiswa karena dengan itu akan memberikan hasil yang maksimal bagi diri kalian sendiri.

dalam pantauan media nuriska.id para mahasiswa sangat antusias akan adanya kuliah tamu kali ini.

Pewarta : Moh. Aristo Sadewa
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email